adhd-attention-deficit-hyperactivity-disorder-included-definition-symptoms-traits-causes-treatment-5084784_final-bc92546bc9df465ea7f13fc423c2085b

Menerapkan Sekolah Inklusi untuk Anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Anak-anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) sering menghadapi tantangan dalam hal konsentrasi, impulsivitas, dan hiperaktivitas. Untuk membantu anak-anak ini meraih potensi penuh mereka, pendekatan inklusi dalam pendidikan menjadi semakin populer. Sekolah inklusi menawarkan lingkungan yang memfasilitasi pertumbuhan dan pengembangan anak-anak dengan ADHD, sambil menyediakan dukungan yang dibutuhkan agar mereka dapat belajar dan berinteraksi secara efektif dengan teman sebaya tanpa ADHD. Artikel ini akan menjelaskan bagaimana sekolah inklusi dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi anak-anak dengan ADHD.

  1. Ruang Belajar yang Dapat Disesuaikan:

Sekolah inklusi menawarkan ruang belajar yang terbuka bagi anak-anak dengan ADHD. Mereka dapat menyesuaikan lingkungan klasikal mereka, mengurangi gangguan dan distraksi yang mungkin menghambat proses pembelajaran mereka. Misalnya, pengaturan kursi, pengaturan meja, atau penggunaan partisi suara dapat membantu anak-anak fokus pada tugas mereka dan mengurangi kecemasan yang sering terkait dengan ADHD.

  1. Penggunaan Metode Pengajaran yang Terindividuasi:

Di sekolah inklusi, guru cenderung menggunakan metode pengajaran yang terindividuasi untuk memenuhi kebutuhan belajar anak dengan ADHD. Mereka menerapkan strategi yang berfokus pada kekuatan individu anak dan memanfaatkan gaya belajar yang berbeda. Teknik-teknik seperti pembelajaran visual, permainan peran, penggunaan alat bantu pembelajaran, dan pemanfaatan teknologi dapat membantu memfasilitasi pemahaman dan retensi informasi bagi anak-anak dengan ADHD.

  1. Sistem Dukungan Tambahan:

Sekolah inklusi menyediakan sistem dukungan tambahan yang penting bagi anak-anak dengan ADHD. Dukungan ini dapat berupa konselor sekolah, spesialis pendidikan khusus, atau asisten pengajar yang berpengalaman dalam bekerja dengan anak-anak dengan ADHD. Dukungan ini membantu mengidentifikasi kebutuhan individu anak dan memberikan strategi yang dirancang khusus untuk membantu mereka mengatasi kesulitan belajar atau mengekspresikan diri.

  1. Terhubung dengan Teman Sebaya:

Sekolah inklusi mendorong interaksi sosial dan partisipasi anak-anak dengan ADHD dengan teman sebaya mereka. Keterlibatan dalam kegiatan kelompok atau proyek dapat membantu anak-anak dengan ADHD membangun keterampilan sosial dan meningkatkan perkembangan sosial mereka secara umum. Ini juga membantu mengurangi rasa isolasi dan mempromosikan perkembangan kesehatan mental yang sehat.

  1. Pendidikan yang Inklusif:

Salah satu manfaat utama dari sekolah inklusi adalah mempersiapkan anak-anak dengan ADHD untuk hidup dalam masyarakat yang inklusif. Melalui pengalaman dalam lingkungan yang heterogen dan inklusif, anak-anak dengan ADHD belajar untuk saling memahami dan menghormati perbedaan satu sama lain. Mereka juga berkesempatan untuk belajar dari orang-orang yang mungkin memiliki kebutuhan atau perspektif yang berbeda.

Sekolah inklusi telah terbukti memberikan manfaat yang signifikan bagi anak-anak dengan ADHD. Dengan pendekatan yang terkoordinasi dan terstruktur, sekolah inklusi memungkinkan anak-anak dengan ADHD untuk mengembangkan potensi penuh mereka, meraih keberhasilan akademik, dan membangun keterampilan sosial yang diperlukan untuk sukses di masa depan. Menggunakan pendekatan inklusi di dalam lingkungan pendidikan mendorong penghargaan terhadap keberagaman dan memastikan bahwa semua anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dan tumbuh.

https://www.kompasiana.com/iirhafsoh0747/649d8d024addee4507231912/menerapkan-sekolah-inklusi-untuk-anak-dengan-attention-deficit-hyperactivity-disorder-adhd

family-with-disables-person-cutout-paper-inclusion-concept-649735614addee7e3b4328a2

Ini Pentingnya Sekolah Inklusi untuk Wujudkan Generasi Inklusif-Berkualitas

Diskusi mengenai inklusivitas pendidikan bagi kelompok disabilitas bukanlah hal yang asing lagi di Indonesia. Badan Pusat Statistik RI mencatat bahwa pada tahun 2020 setidaknya 5% atau sekitar 22,5 juta penduduk Indonesia adalah penyandang disabilitas. Untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu dan inklusif bagi penyandang disabilitas, pemerintah kini telah membangun 40.928 unit sekolah inklusi mulai dari jenjang SD, SMP, hingga SMK dan SMA baik swasta maupun negeri (Medcom.id, 2023). Mengacu pada Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa, sekolah inklusi memberikan kesempatan kepada semua peserta didik berkebutuhan khusus untuk mengikuti pembelajaran dalam lingkungan pendidikan bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Eksistensi sekolah inklusi menjadi penting bagi pertumbuhan generasi muda Indonesia karena kehadirannya tidak hanya mendorong pemenuhan hak anak-anak berkebutuhan khusus untuk mendapatkan pendidikan, tetapi juga memberikan ruang bagi siswa nondisabilitas untuk belajar membangun sikap hormat, menghargai, dan mengakui perbedaan kemampuan yang dimiliki oleh anak disabilitas dan nondisabilitas (Roldán, dkk., 2021). Manfaat yang sekolah inklusi tawarkan menjadi kunci dalam membangun generasi masa depan Indonesia yang inklusif, berkualitas, dan mampu berkontribusi secara global. Pasalnya, UNESCO (2014) telah memaparkan bahwa sikap mampu memahami dan menghargai keberagaman identitas; memaknai nilai keadilan, kesetaraan, dan martabat; serta kemampuan kognitif dan komunikasi untuk berkolaborasi dengan keberagaman menjadi kompetensi kunci yang diperlukan di abad ke-21 ini.

Hal yang kemudian menjadi tantangan sekolah inklusi dan pendidikan Indonesia saat ini adalah masih timpangnya pendidikan antara siswa dengan disabilitas dan siswa nondisabilitas, serta kurangnya guru inklusi yang berkualitas. Berdasarkan data tahun 2018-2020, persentase penduduk nondisabilitas tamatan SMA dan Perguruan Tinggi besarnya hampir dua kali lipat dari persentase penduduk disabilitas dengan tamatan serupa (Bappenas RI, 2021). Di sisi lain, ketersediaan guru inklusi saat ini bahkan belum mampu memenuhi kebutuhan guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) (Medcom.id, 2023). Oleh karena itu, menginklusikan sekolah-sekolah reguler masih akan menjadi pekerjaan rumah besar bagi Indonesia. Namun, tantangan bukan alasan untuk berhenti mewujudkan pendidikan inklusif melalui sekolah inklusi. Penting untuk mengingat bahwa perwujudannya tidak hanya menjamin terpenuhinya hak-hak kelompok disabilitas, tetapi juga membangun kualitas karakter generasi muda Indonesia secara keseluruhan untuk menjadi generasi emas yang inklusif dan berkontribusi secara global.

Referensi:

Badan Pusat Statistik RI. (2021). Hari Disabilitas Internasional. Retrieved from Badan Pusat Statistik: https://talaudkab.bps.go.id/news/2021/12/03/74/hari-disabilitas-internasional.html

Bappenas RI. (2021, December). Penyandang Disabilitas Indonesia. Retrieved from Bappenas.go.id: https://perpustakaan.bappenas.go.id/e-library/file_upload/koleksi/dokumenbappenas/file/Staf%20Ahli%20Menteri%20Bidang%20Sosial%20dan%20Penanggulangan%20Kemiskinan/Kajian%20Disabilitas%20-%20Tinjauan%20Peningkatan%20Akses%20dan%20Taraf%20Hidup%20Penyandang

Medcom.id. (2023, March 15). Minimnya Jumlah Guru Jadi Tantangan Pertumbuhan Sekolah Inklusi, Kemendikbudristek Lakukan Ini. Retrieved from Medcom.id: https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/ZkeMW8qk-minimnya-jumlah-guru-jadi-tantangan-pertumbuhan-sekolah-inklusi-kemendikbudristek-lakukan-ini

Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa

Roldán, S. M., Marauri, J., Aubert, A., & Flecha, R. (2021). How Inclusive Interactive Learning Environments Benefit Students Without Special Needs. Frontiers in Psychology, 12(661427). doi:10.3389/fpsyg.2021.661427 

https://www.kompasiana.com/natashaadhys8656/6492073b4addee14c53301d2/wujudkan-generasi-muda-inklusif-berkualitas-melalui-sekolah-inklusi